Metode Jigsaw Learning Disekolah Beserta Manfaatnya

Metode Jigsaw Learning Disekolah

Mediawana.com - Mengenal Metode Jigsaw Learning Disekolah, Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa secara hetrogen dan saling bekerja sama serta saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi yang diberikan kepada anggota kelompok yang lain.

{getToc} $title={Daftar isi}

Pengertian Metode Jigsaw

Metode jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran aktif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen yang berjumlah 4-5 orang dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas tanggung jawab bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tertentu kepada anggota yang lain. 

Tujuan dari jigsaw

Jigsaw merupakan mengembangkan kerja sama tim, keterampilan belajar yang kooperatif dan menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Teknik mengajar Jigsaw ini dikembangkan oleh Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif.

Teknik ini dapat menjadi alternatif digunakan dalam pembelajran membaca, menulis, mendengarkan, atau berbicara.

Dalam teknik Jigsaw, guru memperhatikan schemata atau latar belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat dipahami oleh kelompok atau tim-tim tersebut.

Metode Jigsaw Learning
 

Berikut adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Jigsaw sebagai berikut.

1. Membentuk kelompok atau tim heterogen yang beranggotakan 4 - 6 orang

2. Tiap orang dalam kelompok diberi materi atau sub topik yang berbeda.

3. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.

4. Peserta ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.

5. Kelompok atau tim ahli berdiskusi untuk membahas topik atau materi yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.

6. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.

7. Tiap kelompok atau tim memperesentasikan hasil diskusi.

8. Guru atau pendamping memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.

9. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik atau materi. 

Guru dapat memberikan langkah-langkah atau tujuan model pembelajaran kooperatif yang terdiri.

  • Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
  • Menyajikan informasi atau materi
  • Mengorganisasikan atau menyusun siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
  • Membimbing kelompok bekerja sama dan belajar.
  • Evaluasi
  • Memberikan penghargaan atas usaha mereka.

Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

  • Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli atau paham yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan satu timnya.
  • Pemerataan penguasaan materi atau informasi dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih singkat.
  • Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw

  • Jigsaw mengambil prinsip ‘peer teaching’, artinya adalah pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.
  • Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman, biasanya akan cenderung berdiam diri dan tidak bersosialisasi. (disinilah peran guru untuk mendorong dan memberi arahan).
  • Hasil siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.
  • Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
  • Pengaplikasikan metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) bisa saja sulit.

 

Menurut Doolittle Ada 3 jenis model pembelajaran Jigsaw, yaitu.

Whithin Group Jigsaw

Setiap dari anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian persoalan yang harus dipecahkan kelompoknya, selanjutnya masing-masing harus mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok.

Expert Group Jigsaw

Anggota kelompok dari semua kelompok yang mendapatkan bagian materi atau persoalan yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli untuk bersama-sama mempelajari dan memecahkan persoalan tersebut. Kemudian masing - masing kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan apa yang telah mereka pelajari pada kelompok ahli tadi.

Whole Group Jigsaw

Pada model ini kelompok yang terbentuk pertama kali sudah langsung menjadi kelompok ahli yang masing-masing mempelajari persoalan yang berbeda dengan kelompok lain. Setelah itu masing-masing kelompok mengajarkan bagian persoalannya kepada kelompok lain melalui diskusi atau presentasi.


Cara tersebut tidak ada salahnya digunakan oleh para guru, selain agar siswa lebih produktif dan interaktif juga akan menambah rasa ingin tau dengan materi tertentu.
 
Siswa juga mungkin akan saling berkomunikasi 2 arah terhadap sesama timnya dan mencari pendapat untuk materi tersebut.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال